picture widgets

Selasa, 13 Maret 2012

Dikala Anaconda Melilit Beruang Merah

Perseteruan antara Rusia dan Amerika Serikat (AS) masih terasa, meski era Perang Dingin sudah berakhir. Belakangan ini Negeri Beruang Merah itu masih merasa terancam akan adanya sistem pertahanan misil North Atlantic Treaty Organization (NATO) yang digagas AS. Pada Desember lalu, seorang pejabat Rusia Dmitry Rogozin menilai, instalasi misil AS di Eropa seperti ular anaconda yang membelit Rusia. Rusia pun menuntut AS agar memberikan jaminan bahwa misil-misil itu tidak diarahkan ke Rusia. Rusia bahkan mengancam akan keluar dari Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru (START) bila AS tidak memberikannya jaminan. Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru (START) adalah perjanjian yang ditandatangani oleh AS dan Rusia untuk mengontrol jumlah persenjataan, pertahanan misil, keamanan global dan lainnya. Perjanjian ini ditandatangani oleh AS pada awal 2011 ini. "Sangat tidak bijaksana bila kami tetap mengurangi persenjataan, sementara itu misil-misil AS dan NATO tampak memenuhi Eropa, hal ini akan merenggangkan konsep stabilitas regional," ujar Deputi Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov, seperti dikutip Russia Today. Meski demikian, NATO dan AS juga sudah berkali-kali mengatakan pada Rusia bahwasannya misil tersebut tidak di arahkan ke Negeri Beruang Merah itu. Pada saat yang sama, Sekretaris Jendral NATO Anders Fogh Rasmusen mengatakan, Rusia membuang-buang uang dengan menempatkan misilnya di perbatasan Eropa karena Rusia memerangi musuh yang dibuat-buat. Tindakan AS akhirnya direspons keras oleh Rusia. Rusia menempatkan misil-misilnya di Kaliningrad, wilayah yang berbatasan dengan Polandia. Selain itu, Rusia juga menempatkan radarnya yang sanggup mendeteksi seluruh misil yang meluncur dari negara anggota NATO. Mengingatkan Kita Pada Krisis Misil Kuba 1962 Ketegangan antara Rusia dan NATO tentu mengingatkan kita pada peristiwa "Krisis Misil Kuba" yang terjadi pada 1962 silam. Peristiwa itu merupakan perseteruan antara Paman Sam dan Uni Soviet setelah terjadi insiden penyerangan di Teluk Babi, Kuba. Pada September 1962, Perdana Menteri Uni Soviet Nikita Khruschev menempatkan misil-misilnya di Kuba yang terletak di belakang Paman Sam. Sementara itu, AS juga melakukan karantina laut yang ditujukan untuk memblokir pengiriman material untuk instalasi misil Uni Soviet ke Kuba serta menempatkan misilnya di Italia dan Turki. Krisis itu pun berakhir dengan proses negosiasi antara AS dan Uni Soviet. Setelah proses diplomasi digelar oleh dua belah pihak itu, dan AS sepakat untuk menarik misil-misilnya di Italia dan Turki. Pada kasus sistem pertahanan misil NATO, Rusia pun masih berharap agar AS mengadakan dialog konstruktif dengannya agar ketegangan antara dua negara besar itu mengendur. Meski demikian, hingga saat ini masalah itu tampak belum terpecahkan. Tantangan di Masa Depan Rusia maupun AS pada 2012 ini akan disibukan dengan adanya pemilihan umum. Di Rusia, Perdana Menteri Vladimir Putin berniat untuk kembali ke kursi presiden yang sempat didudukinya sejak tahun 2000 hingga 2008. Ambisi Putin yang ingin meraih kursi presiden untuk yang kesekian kalinya juga mendapat kecaman dari Paman Sam dan beberapa negara lain, begitu pula dari mantan Pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev. Sementara itu AS juga masih menggelar kaukus untuk para kandidat presidennya. Salah seorang bakal calon kandidat Presiden AS dari Partai Republik, Mitt Romney, tampaknya akan menjadi saingan ketat bagi Presiden Barack Obama. Bila memang Romney yang nantinya akan menjabat di Gedung Putih, Romney tampaknya tidak akan bersahabat dengan Rusia. Mantan Gubernur Massachussets itu akan mencoba untuk mencegah prilaku agresif Rusia. Selama ini, Romney menilai Rusia mencoba mengembangkan pengaruhnya ke kawasan Asia Tengah. Romney juga tampak mendukung sistem pertahanan misil NATO. Siapapun yang nantinya akan menjabat di Kremlin atau Gedung Putih tentunya akan diwariskan tugas dalam mengurus isu misil ini yang kian menegangkan hubungan AS dan Paman Sam.

0 komentar:

Posting Komentar